Monday, July 9, 2012

Siapapun Suami Kita

Edit Posted by with No comments
Siapapun Suami Kita




Heheh... "Konyol, kalau saya bilang", tiba-tiba posting coretan dengan judul yang aneh. Yups, saya terinspirasi dari sebuah tausiyah yang disampaikan temen saya. Awalnya dia bingung mau kasih judul apa di tausyahnya, tapi akhirnya dia mendapatkan judul "Siapapun Suami Kita, Kita Harus Sholeh". Jadi ni sebenarnya simpulan saya saja dari apa yang disampaikan teman, saya posting dah. Soalnya seru juga judulnya, heheh.
Let's cekot-cekot eh, cekidot...
Bismillaah,
Langsung saja alias to the point. Intinya simpel tapi ketika dikupas kulitnya (jiah... bahasanya beuh) sangat dalam dan luas maknanya(lebay mode on). Diambil dari beberapa ayat dalam satu surat di Al-Qur'an, that's QS. Ath-Tahrim atau surat ke enam puluh enam, ayat ke 10 sampai 12.

Ayat 10=> "Allah membuat istri Nuh dan istri Lut perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); “Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)“.

Ayat 11=> "Dan Allah membuat istri Fir’aun sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika istri Fir’aun berkata: “Wahai Rabbku, bangunkanlah untukku di sisi-Mu sebuah rumah dalam surga. Dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim”.


Ayat 12=> "Dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat".

Pada ayat 10 dijelaskan tentang kisah istri Nabi Nuh AS dan Nabi Luth AS. Meskipun mempunyai pendamping seorang nabipun, mereka tidak selamat. Di mana yang namanya nabi adalah orang terpilih yang dipilih Alloh dan dijamin masuk surga sekalipun-dijelaskan di sana pula, tidak akan dapat menolong sedikitpun istri mereka yang berkhianat terhadap suami dan agama-dari siksa Alloh. Masuklah mereka ke dalam neraka, na'udzubillaahimindzalik.

Kemudian pada ayat 11 menerangkan tentang kisah Asiyah, istri Fir'aun. Sungguh Asiyah, wanita yang luar biasa. Berdampingan dengan seorang manusia biasa yang tidak tanggung-tanggung berani mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan. Nah lho, pede banget ya si Fir'aun ini. Saya tidak bisa membayangkan (karena kalau membayangkan yang ada di pikiran ada awan-matahari-bintang, heheh ngaco' ni)- si Asiyah ini, di kehidupan sehari-harinya selalu diuji ketaatannya pada Rabb-nya. Sebagai seorang istri, idealnya dia mempunyai suami yang mampu menjadi imam dan bisa membimbingnya ke jalan yang benar, mengingatkan ketika berbuat salah, menjadi tempat berlindung, de-es-be. Tapi, yang dialami Asiyah adalah 180 derajat tidak mendapatkan apa yang diimpikan seorang istri. Tapi, dengan keteguhan yang diberika Alloh padanya, membuat dia tetap istiqomah berada pada jalan Rabbani. Dan dengan kekuatan do'anya Alloh menyelamatkan Asiyah. Meskipun bermisua eh, bersuami maksudnya seorang yang kafir, dia tetap teteg pada keshalihannya. Sehingga membuat ia selamat,Subhanalloh...

The Last, ayat 12 diterangkan tentang kisah Maryam binti Imran. Seorang wanita yang tak bersuami, tapi diberikan oleh Alloh karunia seorang anak. Maryam yang sangat taat dalam beribadah, difitnah dan dicaci sebab mengandung tanpa melakukan pernikahan sebelumnya. Ada ataupun tidaknya suami dalam hidupnya, ia tetap dalam ketaatan pada Rabb-nya. Bagaimana jika itu terjadi pada kita (yang wanita maksudnya) ? Mungkin kita tidak terima dan bakalan protes pada Alloh (mungkin yang menulis ini yang dimaksud, heheh). Tapi Maryam tidak seperti demikian, justru ini yang menambah ketaatannya pada Alloh. Seorang wanita yang sangat kuat meskipun hidup tanpa suami. Sehingga, ini membuatnya diselamatkan oleh Alloh.

Dan dari kisah lain seperti Khadijah, Aisyah yang merupakan istri-istri dari orang nomer satu di dunia yang paling sempurna-Muhammad SAW, juga Fatimah yang bersuami seorang pemuda yang paling baik, mungkin mereka termasuk wanita yang beruntung. Tapi kembali lagi, siapapun suami kita, kita harus sholehah. Semoga ketika kita bersuami nantinya (heheh) tidak hanya berbayang-bayang di belakang sosok suami. Semisal suami seorang yang "wah" dan mungkin menjadi figur bagi orang banyak, itu sama sekali tidak mempengaruhi kita, justru kita jadikan sebagai motivasi dan inspirasi. Pun ketika semisal (harapannya tidak) mendapatkan seorang suami yang mungkin kurang bisa memimpin dan membimbing ke arah jalan yang benar, itu juga tidak akan mempengaruhi keshalihahan kita. Shalihah, always tetaplah shalihah. Justru itu kita jadikan sebagai motivasi untuk mendakwahi suami kita.


Bukan berarti saya ahli tafsir, tapi hanya mencoba mengambil pelajaran dari ayat-Nya ^_^
Alloohu a'lam bi shawwab...
Semoga menginspirasi^^

0 comments: