Friday, September 12, 2014

Aku mulai menyukai dunia ini

Edit Posted by

Berawal dari sebuah paksaan, menjadi panitia dadakan tOekangpoto wilayah. Karena memang mendadak,ya...wajar pesertanya dapat dihitung jari,hihi...

Well,acara pagi banget dimulai jam 06.00 karena kami harus hunting di CFD.
Berbekal sok pede aja neh, dan sok nenteng kamera DSLR yang hanya #capsil (modal pinjeman) hahay... asal jepret aja #cekrek #cekrek

Dan, akhirnya sekarang aku mulai mencintai dunia ini. Dunia potografi, yang mungkin dulu dianggap sebelah mata. (mata satunya ditutup kali ya). Alhamdulillah,hasil karya sudah mulai diupload di http://yupsimay.deviantart.com monggo berkunjung hehe...tapi masih proses membangun.
Ini beberapa hasil hunting... masih menyukai jenis HI (Human Interest), untuk jenis potografi yang lain masih mencoba mencari sense hehe...






Sunday, July 20, 2014

Pertama kalinya

Edit Posted by with No comments
Untuk pertama kalinya, diminta mengisi Pesantren Ramadhan, di depan kurang lebih 300-an orang :D.
Padahal biasanya cuma sekecil lingkaran forumnya, hehe...
Alhamdulillaah, berjalan lancar



Thursday, July 17, 2014

Korban Bully #Part1

Edit Posted by with No comments
Sebenarnya banyak sudah saya mendapatkan bully, tapi baru bisa nulis sekarang, hehe
Setelah melaksanakan sholat dhuha di ruang perpus, seorang teman kerja melakukan bully, statusnya sudah berkeluarga dan punya dedek bayi. Saya sebut Bu IW.

Bu IW: "Undanganmu kapan bu?" (Kapan undangannya)
Me: "Undangan opo bu?" (Undangan apa bu?)
Bu IW: "Yo, undanganmu" (Ya, undangan pokoknya)
Me: "Njenengan ki, ora gur nekoni undangan, mbok ngewangi nggolekke ngono [sambil mringis]"
(Anda seharusnya tidak hanya bertanya tentang undangan, tapi juga membantu mencarikan)
Bu IW: "Weh, kok aku ngewangi nggolekke yo bahaya noh"
(Lho, kalau saya bantu mencarikan ya berbahaya donk)
Me: "Lha piye, mosok aku nggolek dhewe, yo soyo bahaya"
(Lha, bagaimana, masa' saya cari sendiri, itu lebih berbahaya)
(@#$*&$!@#($%$&$#*@#!)%*$*!#&$*!$()!&#$!)#$!&

#cekikikan.com
Dan sang pembully-pun tidak dapat berkata setelah saya jawab seperti itu.



Sunday, July 6, 2014

Aku selalu mengintaimu

Edit Posted by with No comments

Saudariku...
Aku sering mengintaimu dari tirai iman.
Mengikutmu menjelajahi perjalananmu untuk kutitipkan di celah rasa hati ini sebagai tanda kesyukuran bahwa dakwah ini masih ada yang menyahutnya di seluruh benua.
Ingin kurasai semangat yang menyala itu supaya semangat itu dapat menghanguskan kejahiliyahanku dalam diri maupun dirimu, atau dakwah kita yang dihinggapi virus kemalasan dan suka kerehatan.
InsyaAllah aku berharap engkau sentiasa berada dalam ridhaNya.
Menyambung lisan Rasul kepada ummat ini dan Insyaalah, aku percaya Allah akan terus memeliharamu meski aku tak mampu menjagamu selalu, senantiasalah engkau mendahulukan Allah dari kehidupanmu agar engkau selamat sehat disamping iman yang melonjak langit!
Syukur pada Allah...rabithah yang tak putus ku hembuskan ke Arasy tidak tersiakan...alhamdulillah.

Saudariku,
seandainya engkau paham arti seni, engkau akan tersentuh akan lembutnya ‘seni dakwah’ ini.
Dipenuhi oleh rasa rasa...
Dibenahi jiwa jiwa yang hidup yang dititip dari kalamNya lalu berjatuhan dari arasy kristal kristal hidayah yang suci, yang membuatkan engkau terpana merasakan betapa erat dan hangatnya pelukan Allah dalam mencintai hambaNya!
Halus dan memikat.

Saudariku...
Ingatkah engkau, saat dada Rasul dibelah lembut oleh temannya jibril. Disucikan lalu di isikan iman dan rindu serta cinta sebelum dimikrajkan! Hingga kerinduan itu mengantarkanya ke Sidratul Muhataha bertemu kekasihNya sampai satu saat cintanya memanggil lantas ia turun kembali menemui mutarabbinya. Menemui umatnya! Karena cintanya...
Inilah Rasul. Dengan pesona akhlak yang tidak pernah sirna... tak akan melupakan ummatnya... tetaplah dalam jalan dakwah ini...

teruntuk #laskarAngsa #laskarMentari #pasukanAngsa

Friday, May 9, 2014

Betapa (dia) mengkhawatirkanmu

Edit Posted by with No comments
Teruntuk dirimu yang bergelar aktivis. Masihkah gelar itu di belakang nama dan dirimu?

Aku berharap masih. Karena jika tidak, itu artinya engkau sudah tidak bergerak yang berarti mati. Yang lebih menyakitkan lagi, jika manusia mati ketika kematian belum tiba. Semoga tidak terjadi pada kita.

Betapa Tuhan sayang kita semua. Ia kirimkan malaikat di depan, belakang, kiri, kanan, atas, bawah untuk dan demi menjaga kita. Untuk apa? semata-mata untuk melindungi kita. Percayalah, mereka hadir untuk melindungi kita dari segala macam bentuk perbuatan zhalim terhadap diri sendiri maupun kepada orang lain. Itupun jiika kita (masih) mau membaca kehadirannya (malaikat).

Malaikat memang Ia kirimkan kepada manusia biasa juga ‘tidak biasa’. Kau tau siapakah yang ‘tidak biasa’ itu? Bisa jadi salah satunya adalah kamu. Ya, kamu yang biasa bergelar aktivis. Aktivis berdasarkan esensinya, bukan hanya sekedar tittle-nya saja.

Selain malaikat yang tak nampak di pelupuk mata kita, masih ada sosok-sosok lain yang seperti ‘malaikat’ meski ia manusia biasa (juga). Tapi mereka pun hadir untuk melindungi dan mengingatkan dalam kebaikan serta dalam menjaga diri dari perbuatan ma’ruf.

Oke, kita sebut saja ia guru/ustadz/murobbi kita.

Betapa bahagianya manusia, jika ia tau bahwa ada orang lain (non-nasab) yang mengkhawatirkan dirimu yang bisa jadi melebihi kekhawatiran saudara senasabmu (terkait perkara akhirat).

Bahagia, bukan?

Ia khawatir jika masih ada bacaan al-Qur’anmu yang belum tartil,
khawatir jika hafalanmu masih pada surah itu-itu saja,
khawatir jika engkau tidak memberikan kabar jelas tentang ketidakhadiranmu dari agenda “langit” tersebut,
khawatir jika engkau sakit, sehingga akan sedikit terhambat aktivitas menebar manfaatmu,
khawatir jika mulai ada yang salah dari pergaulanmu,
khawatir jika banyak mutaba’ah yang bolong akibat ke-futuran hatimu,

Dan masih banyak lagi kekhawatiran lainnya yang mewarnai hatinya tentang dirimu. Bahkan, kerap kali, kekhawatiran itu hadir di antara padatnya aktifitas mereka, para orang luar biasa yang masih menyempatkan berfikir tentang kita (yang mungkin saja, kita kerap lupa pada mereka).

Sungguh, betapa mulianya mereka, para guru yang luar biasa itu. Banyak cara untuk menepis kekhawatiran mereka terhadap dirimu, wahai sosok shalih/ah. Bisa saja mereka mencari tau tentangmu dari segala macam hal. Semata-mata karena kadar kasih sayang yang Dia titipkan pada mereka sangatlah banyak. Ya, kasih sayang berlandaskan iman. Percayalah.

Tak pernah mereka berfikir untuk dibayar dari pundi-pundi rupiah yang mungkin sudah bisa kau jemput dan nikmati. Yang mereka mau hanyalah, bagaimana caranya bisa bersama-sama mengerjakan amal shalih dan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Simple, bukan? Iya, tapi selain Tuhan yang ada dimana-mana, setan pun ada dimana-mana ketika kita memiliki niat baik.

Betapa Tuhan sayang kita semua, yakinlah. “Sayap” Rahmat-Nya begitu membentang luas di bumi ini. Bersyukur dan berbahagialah wahai manusia yang pandai memetik hikmah, meski hanya dari satu desahan nafas.


Sumber: http://www.dakwatuna.com/

Wednesday, April 16, 2014

Dakwah Mengajariku

Edit Posted by with No comments
Kala Dakwah Mengajariku
@Sebutir_Pasir





Ketika Dulu aku tak mengerti siapa dan untuk apa aku ada.
Dakwah mengajariku menjadi seorang yang hidup untuk yang lain...

Ketika dulu aku merasa lemah pada hidupku,
Dakwah mengajariku bagaimana berjuang hingga menjadikanku sosok yang kuat

Ketika dulu aku selalu menggugat allah atas takdirnya....
Dakwah mengajariku menjadi hamba yang ikhlas terhadap setiap ketentuanNya...

Ketika aku selalu tergesa-gesa mengejar apa yang ku mau...
Dakwah mengajariku tentang ketekunan dan kesabaran menanti kemenangan...

Ketika dulu aku hanya bermimpi kecil dan selalu berpikir apa adanya...
Dakwah mengajariku untuk berani bermimpi besar dan membuat cita sebanyak mungkin....

Ketika dulu aku hanya hidup untuk diri sendiri...
Dakwah mengajariku untuk bisa peduli dan peka pada keadaan orang lain...

Ketika dulu aku tak bisa menerima keburukan orang lain atasku...
Dakwah mengajariku untuk membalas keburukan dengan kebaikan...

Dakwah itu Cinta...

Ketika dulu aku merasa tak punya siapapun yang menolongku...
Dakwah mengajariku tentang keyakinan bahwa Allah itu akan selalu ada untuk hamba-Nya...

Ketika dulu akau tak bisa menyentuh hati manusia...
Dakwah mengajariku tentang bahasa hati...

Ya... Dakwah telah mengajariku banyak hal...
Dakwah telah menempaku mejadi sosok yang lebih berarti untuk hidup yang hanya sekali...

Dakwah mengajariku tentang Cinta Sejati
Dakwah mengajariku tentang kekuatan agar aku tak menjadi manusia yang mudah menyerah...
Dakwah mengajariku menjadikan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin....
Dakwah mengajariku tentang sebuah keikhlasan...
Dakwah mengajariku agar senyumku selalu tersebar dimana saja... meski hatiku mendung....
Dakwah telah mengajariku bagaimana menjadikan dunia ini ada dalam genggaman tanganku... bukan pada hatiku...

Hingga ketika Allah memberiku kesedihan.. Aka tahu bagaimana caranya tersenyum lagi...