From 9 Februari 1991 until 9 Februari 2012...
Angka dua satu BUKAN satu dua. Jelas beda, beda jelas jauh sekali. Dan semoga saya bisa benar-benar berbeda dari sebelumnya, dari yang belum baik menjadi baik, dari yang baik menjadi lebih baik.
Saatnya menyusun skala prioritas dalam mengerjakan urusan yang bertumpuk-tumpuk. Benar-benar kepala ini terkadang memang rasanya ingin dilepas :D. Dari tahun 20 sampai 21 ini saya alami begitu banyak kejadian dan peristiwa yang mendewasakan diri. Sangat banyak derai tawa, air mata yang tertumpah, beuh.. yang pasti tidak akan terlupakan [dasar cengeng, huwek..huwek..].
Alloh menunjukkan kasih sayangNya dengan memberikan amanah yang cukup banyak ini untuk menjaga saya. Tapi di kala lemah saya rasakan ini adalah ujian. Banyak yang mengucap terimakasih kepada saya, dan saya yakin banyak dari mereka yang sudah sering saya sakiti, terutama orang-orang di dekat saya.
Benar-benar luar biasa hari-hari yang dilalui, semuanya campur aduk. Saatnya menjadi lebih dewasa lagi, tapi bukan tua :P. Yang ada kenapa setiap tempat yang dibahas ini? "nikah" haduh.. serasa pura-pura mati aja :D.
Ga di lingkaran, Sang Murabbi juga ketika mendiskusikan suatu materi pasti ada sangkut pautnya dengan hal ini, diskusi dengan orang, bahkan ibu saya setiap ada kesempatan ngobrol bareng, yang ada mengarah ke situ (glek..). Hmm, kayaknya memang sudah pantes, iyalah pantes sih pantes secara... usia sudah mencukupi standar perempuan siap nikah (hoho.. nikah muda). Tak jarang, tanpa sadar pula saya juga sering membahas hal ini (haha... ngaku). Anyway, bagi saya sah-sah saja dan ngga ada masalah membahas hal ini, toh ini juga untuk masa depan. Terkadang yang agak mengganjal ketika membahas hal ini di hadapan teman2 di kampus kenapa ya, sepertinya di mata mereka hal ini adalah hal yang tabu. Hmm, mungkin memang jalan pikirnya sudah berbeda, teman2 yang di luar sudah banyak yang berkeluarga juga :), jadi kebawa pemikiran masa depan.
Yang saya alami juga...
Well, mau dibawa ke mana angka 21 ini?
1. Tawazun
Tawazun or balance. Seimbang kalo bahasa Java-nya. Lebih diperbaiki keseimbangan antara keluarga, amanah di luar dan paling penting juga adalah Tugas Akhir, fighting! Ingat keluarga juga, jangan terlalu egois sama agenda di luar donk! Keluarga juga butuh kewajibanmu sebagai anak.
2. Lebih sehat
Harus bisa berubah juga untuk masalah qowiyul jism, rajin olahraga donk! fitnes gitu kek, check up-check up.. udah hidup selama ini belum pernah sama sekali je :D. Kalau sudah kelelahan sudah ga bisa ngapa2in, makanya tubuh juga perlu diperhatikan.
3. Open Minded
Lebih terbuka lagi ya bu.. masa pencarian sahabat lagi ini, setelah berpisah dengan sahabat lama, sulit untuk terbuka tentang masalah -masalah pribadi nie :D
4. Let's go Fat
Program penggemukan badan,heheh.. biasanya yang ada kan program diet badan, yah paling tidak nambah 3 kg lah. Lha mau gimana lagi kalau sudah dari sananya kurus ya tetep aja kurus. Kalau usaha, insyaAlloh juga bisa, masa' sudah hidup duapuluhsatu tahun belum pernah yang namanya donor darah karena BB tidak memenuhi.
5. Realistis donk!
Jangan hanya konsep-konsep, ngatur jadwal sana-sini, sampai di dinding kamar penuh tulisan. Yah... just tulisan imay! Mana konkrit-nya? Mulut, tangan, hati harus sesuai juga dengan real perbuatan donk :D Pengaturan waktu harus lebih baik.
6. Ikhlas
Benar-benar sulit mencapai satu kata ini, tapi kapan bisa meraihnya kalo ga dicoba? Bedakan antara niat dan azzam. Azzam hanyalah tekad dalam hati, tapi niat harus disertai dengan perbuatan! Ingat hadits Arba'in ke-1. Setiap pake jilbab selalu niatkanlah (ini yang sering kelupaan, selama ini hanya memakai saja, ga banget deh :D). Ikhlas, kosongkan semuanya kecuali untuk Alloh SWT, bukan yang lain! Ikhlas dengan setiap yang telah dilakukan orang lain terhadap kita, maafkan mereka yang sudah menyakitimu.
7. Target Ruhi
Ditingkatkan targetannya, jangan hanya stagnan :D. Harus ada peningkatan.
Yeah... bismillah
Ke mana lagi selain pegangan ucapan ini selain kepadaMu Ya Rabb. Hamba berharap Engkau menjaga keistiqomahan hamba dalam menjalani semua ini. Dan untuk semua hal yang saya alami selama ini, kata amazing yang bisa terucap. Banyak hal yang telah mendewasakan saya dan menambah semua pengalaman yang tidak mungkin terlupakan. Aku yakin Engkau selalu setia mendampingi hamba dalam keadaan apapun.
Angka dua satu BUKAN satu dua. Jelas beda, beda jelas jauh sekali. Dan semoga saya bisa benar-benar berbeda dari sebelumnya, dari yang belum baik menjadi baik, dari yang baik menjadi lebih baik.
Saatnya menyusun skala prioritas dalam mengerjakan urusan yang bertumpuk-tumpuk. Benar-benar kepala ini terkadang memang rasanya ingin dilepas :D. Dari tahun 20 sampai 21 ini saya alami begitu banyak kejadian dan peristiwa yang mendewasakan diri. Sangat banyak derai tawa, air mata yang tertumpah, beuh.. yang pasti tidak akan terlupakan [dasar cengeng, huwek..huwek..].
Alloh menunjukkan kasih sayangNya dengan memberikan amanah yang cukup banyak ini untuk menjaga saya. Tapi di kala lemah saya rasakan ini adalah ujian. Banyak yang mengucap terimakasih kepada saya, dan saya yakin banyak dari mereka yang sudah sering saya sakiti, terutama orang-orang di dekat saya.
Benar-benar luar biasa hari-hari yang dilalui, semuanya campur aduk. Saatnya menjadi lebih dewasa lagi, tapi bukan tua :P. Yang ada kenapa setiap tempat yang dibahas ini? "nikah" haduh.. serasa pura-pura mati aja :D.
Ga di lingkaran, Sang Murabbi juga ketika mendiskusikan suatu materi pasti ada sangkut pautnya dengan hal ini, diskusi dengan orang, bahkan ibu saya setiap ada kesempatan ngobrol bareng, yang ada mengarah ke situ (glek..). Hmm, kayaknya memang sudah pantes, iyalah pantes sih pantes secara... usia sudah mencukupi standar perempuan siap nikah (hoho.. nikah muda). Tak jarang, tanpa sadar pula saya juga sering membahas hal ini (haha... ngaku). Anyway, bagi saya sah-sah saja dan ngga ada masalah membahas hal ini, toh ini juga untuk masa depan. Terkadang yang agak mengganjal ketika membahas hal ini di hadapan teman2 di kampus kenapa ya, sepertinya di mata mereka hal ini adalah hal yang tabu. Hmm, mungkin memang jalan pikirnya sudah berbeda, teman2 yang di luar sudah banyak yang berkeluarga juga :), jadi kebawa pemikiran masa depan.
Yang saya alami juga...
Percobaan dilakukan dengan dalih mencoba supaya bisa merasakan bagaimana sulitnya orang tua mencari rezeki. Padahal niatnya juga supaya ada tambahan bekal uang saku, hehe..masa kuliah malah dikurangi jatah uang sakunya sama ortu (ya, iyalah dulu pas sekolah uang saku lebih banyak karena dipake buat transport kendaraan umum, haha.. lha sekarang motoran kalau kuliah, bensin juga gratis ya terang kalau uang sakunya cuma cukup bahkan mepet, heheh..). Kalau di gantungan kunci motor saya (dari Joger oleh-oleh teman dari Bali) begini tulisannya "Uang memang mudah dibuang, tapi sulit didapat", si saya ini melakukan percobaan demi percobaan (seperti kelinci percobaan aja) dengan mengambil kuliah tambahan yaitu ngelesi, satu sampai dua tempat sana-sini privat ke rumah-rumah, pernah coba ikut bimbel juga (tapi rugi ternyata :D) akhirnya jualan nama sendiri tanpa harus nebeng bimbel, untung juga gue ambil sendiri (hahaha).
Ga segitunya juga kali bu..itung-itung membagi ilmu yang saya punya sambil belajar jadi guru, melatih kesabaran n alhamdulillah banyak yang saya dapat mempelajari karakter banyak anak (anak orang lho ya). Percobaan lain dilakukan dengan bantu jualan jilbab dagangannya teman, subhanalloh.. berdagang ternyata juga harus sabar n pintar marketing, banyak hal juga yang bisa saya dapat di sini. Terakhir setelah berdagang coba dilakukan dan akhirnya menyerah untuk waktu yang tidak lama, beralih ke jualan pulsa elektrik (hahaha). Alhamdulillah, sampai sekarang masih bisa melakukan dua hal yaitu masih (dipercaya) ngelesi n jualan pulsa, ya.. sedikit-sedikit lah yang penting ada usaha untuk belajar sebagai bekal hidup kelak di masa depan (wuih.. sok bijak gini yak? :D). Insya Alloh..
Well, mau dibawa ke mana angka 21 ini?
1. Tawazun
Tawazun or balance. Seimbang kalo bahasa Java-nya. Lebih diperbaiki keseimbangan antara keluarga, amanah di luar dan paling penting juga adalah Tugas Akhir, fighting! Ingat keluarga juga, jangan terlalu egois sama agenda di luar donk! Keluarga juga butuh kewajibanmu sebagai anak.
2. Lebih sehat
Harus bisa berubah juga untuk masalah qowiyul jism, rajin olahraga donk! fitnes gitu kek, check up-check up.. udah hidup selama ini belum pernah sama sekali je :D. Kalau sudah kelelahan sudah ga bisa ngapa2in, makanya tubuh juga perlu diperhatikan.
3. Open Minded
Lebih terbuka lagi ya bu.. masa pencarian sahabat lagi ini, setelah berpisah dengan sahabat lama, sulit untuk terbuka tentang masalah -masalah pribadi nie :D
4. Let's go Fat
Program penggemukan badan,heheh.. biasanya yang ada kan program diet badan, yah paling tidak nambah 3 kg lah. Lha mau gimana lagi kalau sudah dari sananya kurus ya tetep aja kurus. Kalau usaha, insyaAlloh juga bisa, masa' sudah hidup duapuluhsatu tahun belum pernah yang namanya donor darah karena BB tidak memenuhi.
5. Realistis donk!
Jangan hanya konsep-konsep, ngatur jadwal sana-sini, sampai di dinding kamar penuh tulisan. Yah... just tulisan imay! Mana konkrit-nya? Mulut, tangan, hati harus sesuai juga dengan real perbuatan donk :D Pengaturan waktu harus lebih baik.
6. Ikhlas
Benar-benar sulit mencapai satu kata ini, tapi kapan bisa meraihnya kalo ga dicoba? Bedakan antara niat dan azzam. Azzam hanyalah tekad dalam hati, tapi niat harus disertai dengan perbuatan! Ingat hadits Arba'in ke-1. Setiap pake jilbab selalu niatkanlah (ini yang sering kelupaan, selama ini hanya memakai saja, ga banget deh :D). Ikhlas, kosongkan semuanya kecuali untuk Alloh SWT, bukan yang lain! Ikhlas dengan setiap yang telah dilakukan orang lain terhadap kita, maafkan mereka yang sudah menyakitimu.
7. Target Ruhi
Ditingkatkan targetannya, jangan hanya stagnan :D. Harus ada peningkatan.
Yeah... bismillah
Ke mana lagi selain pegangan ucapan ini selain kepadaMu Ya Rabb. Hamba berharap Engkau menjaga keistiqomahan hamba dalam menjalani semua ini. Dan untuk semua hal yang saya alami selama ini, kata amazing yang bisa terucap. Banyak hal yang telah mendewasakan saya dan menambah semua pengalaman yang tidak mungkin terlupakan. Aku yakin Engkau selalu setia mendampingi hamba dalam keadaan apapun.