Sunday, May 29, 2011

Untukmu Teman

Edit Posted by with 1 comment
Huhf...cukup penat dengan tugas2, deadline2, belum di rumah baru ada acara bongkar rumah :D, [ceritanya baru  dibedah rumah ortu]. Hmm... sambil jaga toko umi di depan rumah, sambil ngerjakan tugas, kalau lagi pening2 gini, biasanya istirahat sejenak untuk refresh kembali otot dan otak yang mulai tegang, heheh...

Dengerin murottal udah, dengerin nasyid juga, hem... akhirnya biasanya buka file-file lama ketika rihlah bareng teman2 seperjuangan ketika itu. Rihlah di akhir periode kepengurusan with teman2 SKI . Jadi senyum2 sendiri, sedih juga, campur aduk, senyum karena Gue bisa GILA bareng mereka. Sedih karena saat ini harus berpisah dengan mereka, karena takdir menentukan bahwa saya harus menjalani amanah di tempat yang berbeda. Mereka yang bisa membantu menentramkan hati ketika suntuk, mereka yang ikhlas setiap membantu, mereka yang membantu membuatku tersenyum ketika benar2 merasakan kepiluan. Tapi, Ukhuwah itu tidak akan pernah berakhir, yah... Never Ending Ukhuwah :)

Hmm... jadi ingat nasyid-nya Brother "Untukmu Teman"
Di sini kita pernah bertemu 
Mencari warna seindah pelangi 
Ketika kau menghulurkan tanganmu 
Membawaku ke daerah yang baru 
Dan hidupku kini ceria 

Kini dengarkanlah 
Dendangan lagu tanda ingatanku 
Kepadamu teman 
Agar ikatan ukhuwah kan bersimpul padu 

Kenangan bersamamu 
Takkanku lupa 
Walau badai datang melanda 
Walau bercerai jasad dan nyawa 
Mengapa kita ditemukan 
Dan akhirnya kita dipisahkan 
Mungkinkah menguji kesetiaan 
Kejujuran dan kemanisan iman 
Tuhan berikan daku kekuatan 

Mungkinkah kita terlupa 
Tuhan ada janji-Nya 
Bertemu berpisah kita 
Ada rahmat dan kasih-Nya 

Andai ini ujian  
Terangilah kamar kesabaran 
Pergilah gelita hadirlah cahaya 
Diselamanya

Dan ini aksi GILA kami :D


Lagi


Lagi


Dan Lagi


Saudari2ku... aku rindu kebersamaan itu, aku rindu kita yang dulu, kenapa sekarang kita seperti tercerai berai, apakah memang aku yang sudah berubah, atau kalian? atau ini hanya pikiranku saja.
Tapi yang pasti, kalian akan selalu di hati ... 

Wednesday, May 25, 2011

Kenapa Harus Mereka?

Edit Posted by with 1 comment
Well... hasil dari browsing2, menemukan sebuah bacaan yang cukup mengena di hati ^_^

Terkadang orang heran dan bertanya, kenapa harus mereka?
Yang bajunya panjang, tertutup rapat, dan malu-malu kalau berjalan..
Aku menjawab.. Karena mereka, lebih rela bangun pagi menyiapkan sarapan buat sang suami dibanding tidur bersama mimpi yang kebanyakan dilakukan oleh perempuan lain saat ini..

Ada juga yang bertanya, mengapa harus mereka?
Yang sama laki-laki-pun tak mau menyentuh, yang kalau berbicara ditundukkan pandangannya.Bagaimana mereka bisa berbaur…

Aku menjawab.. Tahukah kalian.. bahwa hati mereka selalu terpaut kepada yang lemah, pada pengemis di jalanan, pada perempuan-perempuan renta yang tak lagi kuat menata hidup. Hidup mereka adalah sebuah totalitas untuk berkarya di hadapan-Nya.. Bersama dengan siapapun selama mendatangkan manfaat adalah kepribadian mereka.Untuk itu, aku menjamin mereka kepadamu, bahwa kau takkan rugi memiliki mereka, kau takkan rugi dengan segala kesederhanaan, dan kau takkan rugi dengan semua kepolosan yang mereka miliki. Hati yang bening dan jernih dari mereka telah membuat mereka menjadi seorang manusia sosial yang lebih utuh dari wanita di manapun..

Sering juga kudengar.. Mengapa harus mereka?
Yang tidak pernah mau punya cinta sebelum akad itu berlangsung, yang menghindar ketika sms-sms pengganggu dari para lelaki mulai berdatangan, yang selalu punya sejuta alasan untuk tidak berpacaran.. bagaimana mereka bisa romantis? Bagaimana mereka punya pengalaman untuk menjaga cinta, apalagi jatuh cinta?

Aku menjawab...
Tahukah kamu...bahwa cinta itu fitrah, karena ia fitrah maka kebeningannya harus selalu kita jaga. Fitrahnya cinta akan begitu mudah mengantarkan seseorang untuk memiliki kekuatan untuk berkorban, keberanian untuk melangkah, bahkan ketulusan untuk memberikan semua perhatian.

Namun, ada satu hal yang membedakan antara mereka dan wanita-wanita lainnya. Mereka memiliki cinta yang suci untuk-Nya. Mereka mencintaimu karena-Nya, berkorban untukmu karena-Nya, memberikan segenap kasihnya padamu juga karena-Nya… Itulah yang membedakan mereka..
Tak pernah sedetikpun mereka berpikir, bahwa mencintaimu karena fisikmu, mencintaimu karena kekayaanmu, mencintaimu karena keturunan keluargamu.. Cinta mereka murni.. bening.. suci.. hanya karena-Nya..

Kebeningan inilah yang membuat mereka berbeda… Mereka menjadi anggun, seperti permata-permata surga yang kemilaunya akan memberikan cahaya bagi dunia. Ketulusan dan kemurnian cinta mereka akan membuatmu menjadi lelaki paling bahagia..

Sering juga banyak yang bertanya.. mengapa harus mereka?

Yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca Al-Qur’an dibanding ke salon, yang lebih sering menghabiskan harinya dari kajian ke kajian dibanding jalan-jalan ke mall, yang sebagian besar waktu tertunaikan untuk hajat orang banyak, untuk dakwah, untuk perubahan bagi lingkungannya, dibanding kumpul-kumpul bersama teman sebaya mereka sambil berdiskusi yang tak penting. Bagaimana mereka merawat diri mereka? bagaimana mereka bisa menjadi wanita modern?

Aku menjawab..

Tahukah kamu, bahwa dengan seringnya mereka membaca al Qur’an maka memudahkan hati mereka untuk jauh dari dunia.. Jiwa yang tak pernah terpaut dengan dunia akan menghabiskan harinya untuk memperdalam cintanya pada Allah.. Mereka akan menjadi orang-orang yang lapang jiwanya, meski materi tak mencukupi mereka, mereka menjadi orang yang paling rela menerima pemberian suami, apapun bentuknya, karena dunia bukanlah tujuannya. Mereka akan dengan mudah menyisihkan sebagian rezekinya untuk kepentingan orang banyak dibanding menghabiskannya untuk diri sendiri. Kesucian ini, hanya akan dimiliki oleh mereka yang terbiasa dengan al Qur’an, terbiasa dengan majelis-majelis ilmu, terbiasa dengan rumah-Nya.

Jangan khawatir soal bagaimana mereka merawat dan menjaga diri… Mereka tahu bagaimana memperlakukan suami dan bagaimana bergaul di dalam sebuah keluarga kecil mereka. Mereka sadar dan memahami bahwa kecantikan fisik penghangat kebahagiaan, kebersihan jiwa dan nurani mereka selalu bersama dengan keinginan yang kuat untuk merawat diri mereka. Lalu apakah yang kau khawatirkan jika mereka telah memiliki semua kecantikan itu?

Sunday, May 22, 2011

Tausiyah Hari Ini

Edit Posted by with 6 comments
Biarlah hanya cinta kita padaNYA yang menjadi pembakar semangat ketika kita memerlukan energi ekstra dalam menunaikan amanah. 
Yakinlah dengan pengorbanan yang kita lakukan, kan menjadi mozaik berharga kelak dalam suatu masa...
Hingga akhirnya kita meyakini...cukuplah Alloh di hati dan bersama cinta inilah kita akan terus melangkah...senantiasa bergerak memberi arti bagi hidup...
Ketika usahamu dinilai tak jua membuahkan hasil, maka kau sedang belajar keikhlasan. 
Ketika kau letih dan ingin berhenti, maka kau sedang belajar arti pengorbanan. 
Ketika semua cobaan datang menyapamu, maka kau sedang belajar untuk lebih bersyukur dan mendekat kepadaNya. 
Ketika hatimu terluka dalam, maka kau sedang belajar memaafkan. 
Teruslah kokoh berdiri dalam keistiqomahan di jalanNya, sampai akhir hayat.



Trust...that's me ^_^

Edit Posted by with No comments



Dear Grenny...
Ehem... dapet surat Cinta lagi dari Saudari seperjuangan.
Well... satu orang lagi sudah memahami dan mengerti tentangku. Ya Rabb, aku bersyukur, akhirnya ada orang2 di sekitarku yang bisa mengenalku Lebih Dekat. Tidak sekedar menerka2 dan menduga dari kejauhan. Karena bagiku Melihat Segalanya Lebih Dekat akan Membuat Kita Bisa Menilai, Lebih Bijaksana ^_^. 


Me, seorang hamba-Nya yang ingin selalu berusaha bermanfaat bagi orang lain, yang berusaha sebisa mungkin mempelajari hal baru yang ada, yang berusaha beradaptasi ketika menemukan lingkungan yang baru, yang ingin peduli dan ramah dengan orang2 di sekitarku, dan kadang saking pedulinya, kadang diri sendiri malah terlantarkan, subhanalloh ^_^ . Ketika terjatuh, akan banyak orang di sekitarku kucari tuk membantuku bangkit. Ada yang bilang kalau kesendirianku yang biasa kuungkapkan kepada mereka menjadikanku semakin tegar menghadapi halang-rintang yang ada, ya... karena aku sangat butuh sahabat yang mendampingiku, walau mungkin tidak kudapat sampai detik ini, tapi aku yakin ketika tiba masanya nanti, akan ada seorang sahabat yang mampu menjadi imamku sekaligus teman mengarungi kehidupan yang akan datang, sang aku ini pun juga punya prinsip Selalu berusaha menjadi seperti ikan di lautan, tapi memang terkadang prinsip ini ada yang menyalah artikan bahwa sang aku terkesan " Keras Kepala, semau gue" whatever they spoke, yang pasti semua itu kulakukan atas dasar dan alasan yang kuat :D yang memang menurut sang aku hidup harus punya prinsip Guys! dan sebenarnyapun sang aku adalah orang yang mudah luluh, Sang aku juga kadang bisa menjadi tertutup, karena memang sang aku tidak bisa menerima semua teman yang bisa dipercaya utk sharing2 masalah privacy, jadi jangan heran teman2 ketika sang aku yang katanya biasanya banyak senyum & ceria tiba2 mendadak menjadi pendiam :D, karena mungkin ketika itu sedang ingin diam, ingin suatu ketenangan ketika merasakan kepenatan pikiran dan hati yang luar biasa [lebay...], paling tidak suka dengan kebohongan [ehem... sekarang harus berusaha menghilangkan bohong walau sekecil apapun] and everything yang bisa dipahami ketika mengenalku,yeah... that's me.

Dan semua manusia tak ada yang sempurna. Kalo bahasa Jawanya "Nobody's perfect" :D. Yang pasti selama ini Alloh selalu menutupi aibku, karena ketika Alloh membuka aibku, maka tidak akan ada satupun orang di dunia ini yang mau menjadi temanku :). Maka terimalah aku apa adanya.

Wednesday, May 18, 2011

Ketika Amanah Dipertanggungjawabkan

Edit Posted by with No comments

| Ketika waktu terasa begitu sempit, Alloh ingin menunjukkan pada kita begitu berharganya waktu…
| Ketika tubuh terasa letih, Alloh ingin mengingatkan begitu lemahnya manusia…
| Semua itu dengan kekuasaanNya…
| Alloh ingin meninjukkan bahwa cintaNya tak pernah habis untuk hamba-hambanya…
Jika Dakwah adalah jalan yang panjang, jangan pernah berhenti sebelum menemukan penghujungnya…
Jika bebannya berat, jangan minta yang ringan, tapin mintalah punggung yang kuat untuk menopangnya…
Jika pendukungnya sedikit, jadilah yang sedikit itu…
Semoga kita termasuk orang-orang yang sedikit itu…
Perjalanan hidupku berubah 180 derajat ketika aku memasuki bangku perkuliahan. Sudah hampir 2 tahun ini aku menikmati segala pendidikan kehidupan di kampus tercinta. Banyak yang kudapat dari semua yang kulalui. Dan salah satunya adalah amanah. Amanah ketika aku belajar di kampus ini banyak sekali yang membuatku menjadi terinspirasi. Dulu ketika masih di bangku sekolah, aku tidak kenal organisasi. Hingga akhirnya, jalan-Nya menuntunku ke sebuah fakultas yang banyak kutemukan hal-hal yang luar biasa di sini. Pertama aku mengikuti beberapa organisasi, mungkin karena rasa kepercayaan, banyak sekali aku mendapatkan tempat cukup urgen ketika dalam suatu kepanitiaan. Hingga akhirnya satu tahun berlalu, ada satu amanah yang cukup berat ketika mengembannya. Menjadi salah satu pemimpin dalam pilar-pilar di bawah seorang pemimpin umum. Yang di mana sebagai penyangga atap sekaligus penghubung dengan bumi (lantai). Awal ku menerima tawaran ini, sungguh dalam kebimbangan yang luar biasa. Antara rasa peduliku melawan keegoisanku. Di satu sisi aku sudah tidak ingin meneruskan kontribusiku di sini karena berbagai pertimbangan, tapi di sisi lain, banyak yang berteriak bahwa di sini masih banyak yang membutuhkan kontribusimu.
Hingga akhirnya suatu ketika aku melakukan kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang pemimpin. Khilaf, mungkin kata itu yang bisa kuucap. Satu peraturan dari pemimpin di atasku sudah aku langgar. Tapi aku merasa memang sudah kupertimbangkan ketika aku harus memutuskan sesuatu. Banyaknya amanah membuatku harus bisa tawazun dengan semua. Dan memang terkadang harus mengorbankan salah satu untuk ditinggal sejenak. Keputusan inilah yang kuambil karena di luar sana masih banyak yang membutuhkanku ketika itu. Mungkin memang aku hanya melihat dari sudut pandangku tanpa mendengar teriakan teman2ku, "Emy... di mana kamu ketika kamu dibutuhkan?!!!". 
Tapi tolong, dengarlah jaritan hatiku juga kawan, bahwa di luar sana juga ada yang membutuhkanku. Aku percaya kalian bisa menghandle semua tanpa aku untuk sementara. Dan akhirnya "Panggilan" itu datang, sebuah amanah menuntut tanggung jawab. Ketika kau melakukan kesalahan, maka sewajarnyalah kau akan diadili. Dan aku berharap, peradilan bisa menegakkan keadilan setegak-tegaknya. Jika memang salah katakan salah, dan jika memang benar katakan benar. Aku juga tidak ingin mengulangi kesalahan lagi. Amanah ini memang harus dipertanggungjawabkan nantinya. Ya Rabb, aku hanya ingin melandaskan amanah ini karena-Mu, karena dakwah, bukan karena yang lain. 
Maafkan hamba-Mu ini jika memang belum bisa menjadi tauladan yang baik untuk orang-orang di sekitarku. Hanya aku memohon kepada-Mu, beri petunjuk padaku untuk memperbaiki semua kekurangan dan kesalahanku. Aku hanya mengharap ridho-Mu, bukan mengharap pujian dari orang lain. Bantu hamba untuk bisa selalu membersihkan hati hamba ini, dan beri kekuatan pada hamba untuk bisa mengemban amanah ini, hingga akhir waktu tiba. Aamiin.
[To: all my friend that i have disappointed, i'm sorry]
* Rabb...pinta kami,
jika dakwah adalah pilihan, maka biarkan hati ini memilihnya...
Jika dakwah adalah kewajiban, maka kuatkan kami menjalaninya...
Jika dakwah adalah kecintaan, maka ikhlaskan kami merasakannya...
Jika dakwah adalah kehormatan, maka percayakan kami menjaganya...
Jika dakwah adalah cita-cita, maka ijinkan kami memperjuangkannya...
Jika dakwah adalah sesuatu yang indah maka ridhokan kami menikmatinya...